Laporan Praktikum Isolasi Bakteri dari Sampel Tanah

LAPORAN PRAKTIKUM

             ISOLASI BAKTERI DARI SAMPEL TANAH

 


 

DISUSUN OLEH:

 

Nama          : Erista Tanjung Rizky

NPM           : F0I020063

Kelas          : 1a

Semester     : 2

Nama Dosen : Suci Rahmawati, M.Farm,Apt

 

 

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

PRODI D3 FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

 

 


I. TUJUAN

Pratikum kali ini bertujuan untuk mempelajari dan mengamati bakteri yang ada didalam tanah dengan cara isolasi.

II. LandasanTeori

            Populasi mikroba di alam tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari campuran berbagai macam sel. Populasi bakteri ini di dalam laboratorium dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologinya, sifat dan kemampuan biokimiawinya. Pengamatan sifat-sifat seperti bentuk, susunan, permukaan, pengkilatan dan sebagainya dapat dilakukan dengan pandangan biasa tanpa menggunakkan mikroskop, pengamatan ini disebut pengamatan makroskopi. Supaya sifat-sifat tersebut tampak jelas, bakteri perlu dibiakkan pada medium padat yaitu dengan cara isolasi bakteri. Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Cara isolasi bakteri dilakukan dengan metode tuang (pour plate), metode goresan (streak plate), metode miring (slant culture), dan metode tegak (stab culture). 

            Isolasi bakteri adalah proses mengambil bakteri dari medium atau lingkungan asalnya dan menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh biakan yang murni. Bakteri dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya harus menggunakan prosedur aseptik. Aseptik berarti bebas dari sepsis, yaitu kondisi terkontaminasi karena mikroorganisme lain. Teknik aseptik ini sangat penting bila bekerja dengan bakteri. Beberapa alat yang digunakan untuk menjalankan prosedur ini adalah bunsen dan laminar air flow Bila tidak dijalankan dengan tepat, ada kemungkinan kontaminasi oleh miroorganisme lain sehingga akan mengganggu hasil yang diharapkan. Teknik aseptik juga melindungi laboran dari kontaminasi bakteri (Singleton dan Sainsbury, 2006).

Di dalam bidang ilmu mikrobiologi, untuk dapat menelaah bakteri khususnya dalam skala laboratorium, maka terlebih dahulu kita harus dapat menumbuhkan mereka dalam suatu biakan yang mana di dalamnya hanya terdapat bakteri yang kita butuhkan tersebut tanpa adanya kontaminasi dari mikroba lain. Biakan yang semacam ini biasanya dikenal dengan istilah biakan murni. Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrient yang disyaratkan bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang ,menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhan bakteri tersebut (Pelczar, 1986).

Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, substrat yang berupa bahan pangan, tanaman, dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, kapang, dan sebagainya. populasi dari mikroba yang ada di lingkungan ini sangatlah beraneka ragam sehingga dalam mengisolasi diperlukan beberapa tahap penanaman sehingga berhasil diperoleh koloni yang tunggal. Koloni yang tunggal ini kemudian yang akan diperbanyak untuk suatu tujuan penelitian misalnya untuk mengisolasi DNA mikroba yang dapat mendeteksi mikroba yang telah resisten terhadap suatu antibiotic (Ferdiaz, 1992).

Teknik isolasi mikroorganisme adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba diluar dari lingkungan alamiahnya. Pemisahan mikroorganisme dari lingkungan ini bertujuan untuk memperoleh biakan bakteri yang sudah tidak bercampur lagi dengan bakteri lainnya dan disebut biakan murni. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari camouran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat, sel-sel mikroba akan membentuk koloni sel yang tetap pada tempatnya (Nur dan Asnani, 2007).

Dikenal beberapa cara atau metode untuk memperoleh biakan murni dari suatu biakan campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah metode cawan gores dan metode cawan tuang. Yang didasarkan pada prinsip pengenceran dengan maksud untuk memperoleh spesies individu. Dengan anggapan bahwa setiap koloni dapat terpisah dari satu jenis sel yang dapat diamati (Afrianto, 2004).

Biakan murni diperlukan dalam berbagai metode mikrobiologis, antara lain digunakan dalam mengidentifikasi mikroba. Untuk mengamati ciri-ciri kultural morfologi, fisiologi, dan serologi dibutuhkan mikroba yang berasal dari satu spesies (Dwijoseputro, 2005). Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan isolasi mikroba yaitu antara lain:

  1. Sifat setiap jenis mikroba yang akan diisolasi.
  2. Tempat hidup atau asal mikrobatersebut.
  3. Medium pertumbuhan yang sesuai.
  4. Cara menginkubasi mikroba.
  5. Cara menginokulasi mikroba.
  6. Cara menguji bahwa mikroba yang diisolasi telah berupa kultur murni dan sesuai dengan yang dimaksud.
  7. Cara memelihara agar mikroba yang telah diisolasi tetap merupakan kultur murni.Metode Isolasi mikrobaMenurut hadioetomo (1993), ada dua metode yang dilakukan untuk memperoleh biakan murni yaitu:

1.    Metode cawan gores

Metode ini mempunyai dua keuntungan, yanti menghemat bahan dan waktu. metode cawan gores yang dilaksanakan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan.

2.    Metode cawan tuang

Cara lain untuk memperoleh koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme adalah dengan mengencerkan specimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan (±50°C) yang kemudian dicawankan. Karena konsentrasi sel-sel mikroba di dalam specimen pada umumnya tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran perku dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang-kurangnya satu diantara cawan tersebut mengandung koloni terpisah diatas permukaan ataupun di dalam agar. Metode ini memboroskan bahan dan waktu namun tidak memerlukan keterampilan yang tinggi.

3.    Teknik sebar (spread plate)

Teknik isolasi mikroba dengan cara menyebarkan mikroba pada permukaan media yang akan digunakan.

4.    Teknik pengenceran (dilution method)

Suatu sampel dari suatu suspense yang berupa campuran bermacam-macam spesies diencerkan dalam suatu tabung yang tersendiri. Dari hasil pengenceran ini kemudian diambil kira-kira 1 mL untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1mL untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa koloni yang akan tumbuh dalam medium tersebut, akan tetapi mungkin juga kita hanya akan memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini dapat kita jadikan piaraan murni. Jika kita belum yakin bahwa koloni tunggal yang kita peroleh tersebut merupakan koloni yang murni, maka kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel.

5.    Teknik micromanipulator

Mengambil satu bakteri dengan mikropipet yang ditempatkan dalam micromanipulator, kemudian ditempatkan dalam micromanipulator, kemudian dipempatkan dalam medium encer untuk dibiakkan.

Proses pemisahan/pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Teknik tersebut dikenal dengan isolasi mikroba.

Berbagai macam cara dalam mengisolasi mikroba, yaitu:

  1. Isolasi pada agar cawan

Prinsip pada metode isolasi pada agar cawan adalah mengnecerkan mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal. Terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan, yaitu: metode gores kuadran, dan metode agar cawan tuang. Metode gores kuadran, merupakan metode yang dilakukan dengan baik akan menghasilkan isolasi mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satu sel. Metode agar tuang berbeda dengan metode gores kuadran, cawan tuang menggunakan medium agar yang dicairkan dan didinginkan (50°C) yang kemudian dicawankan. Pengenceran tetap perlu dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir mengandung koloni-koloni yang terpisah diatas permukaan/di dalam cawan.

  1. Isolasi pada medium cair

Metode isolasi pada medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair. Metode ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa serial pengenceran. Semakin tinggi pegenceranpeluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar.

  1. Isolasi sel tunggal

Metode isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme berukuran besar yang tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan/medium cair. Sel mikroorganisme dilihat dengan menggunakan perbesaran sekitar 100 kali. Kemudian sel tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler yang sangat halus ataupun micromanipulator, yang dilakukan secara aseptis.

 

 

 III. ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat

  •     Erlemeyer
  •   Autoclave
  •     Tabung reaksi
  •     Pipet tetes
  •   Pembakar bunsen/pembakar spiritus
  •      Hot plate
  •       Alumunium foil
  •       Timbangan digital
  •         Beaker glass
  •        Cortex
  •      Rak tabung reaksi
  •       Gelas ukur
  •      Inkubator

 3.2 Bahan :

  •      Nutrien agar (NA)
  •      Tanah
  •      Aquades

 

IV. Prosedur Percobaan

    1. Lakukan sterilisasi semua alat yang digunakan.
    2. Bungkus semua alat dengan koran.
    3. Masukkan kedal autoclave, tutup dan kunci klep penutup.
    4. Nyalakan autoclave, tunggu sampai suhu mencapai 121°C.
    5. Matikan autoclave, buka katup udara autoclave.
    6. Buka clave penutup autoclave dan keluarkan alat dengan hati-hati.
    7. Panaskan larutan nutrien agar (NA) menggunakan kompor listrik ( hot plate) sambil di putar-putar.
    8. Timbang tanah 10 gram menggunakan timbangan digital.
    9. Hidupkan lampu busen atau lampu spiritus dengan tujuan membentuk ruang agar alat tidak terkontaminasi oleh bakteri.
    10. Larutkan 100 ml aquadest dengan 10 gram tanah.
    11. Homogenkan menggunakan cortex.
    12. Isi tabung reaksi dengan 9 ml aquadest dan beri label 10^-1,10^-2 dalam 3 tabung reaksi yang berbeda.
    13. Ambil 1 ml air tanah dan tambahkan ke masing-masing tabung reaksi, homogenkan.
    14. Panaskan bibir erlemeyer dengan pembakar bunsen.
    15. Siapkan cawan petri dan tuangkan larutan NA kira-kira setebal 1 cm, beri label 10, 10^-1, 10^-2
    16. Sisa NA didalm erlemeyer ditutup kembali menggunakan alumunium foil dan simpan.
    17. Ambil 2 tetes air tanah yang telah dihomogenkan dengan aquadest dan tambahkan kedalam cawan petri 10^-1 dan 10^-2.
    18. Tutup dan putar-putar agar tercampur rata.
    19. Sedangkan label 10 tambahkan 2 tetes air tanah (asli) lalu lakukan hal serupa seperti sebelumnya.
    20. Masukan sampel ke inkubator simpan selama 24 jam atau sampai bakteri berkembang.
    21. Letakkan sampel dalam posisi terbalik.
    22. Perhatikan perubahan yang terjadi dari hasil sampel setelah 24 jam.


V. Hasil Dan Pembahasan

5.1 Hasil

10^-2

10


10^-¹

Hasil setelah didiamkan selama 24 jam di dalam inkubator terlihat adanya perubahan yang terjadi ada pertumbuhan bakteri yang terbentuk. 

                

5.2 PEMBAHASAN

Solasi merupakan metode yang digunakan untuk memindahkan mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya pada medium buatan. Menurut Ghoni (2013) pentingnya mengisolasi suatu mikroba dari lingkungan dikarenakan banyaknya mikroba yang sulit untuk diamati atau dibedakan secara langsung menggunakan panca indera. Sehingga dengan isolasi akan mempermudah untuk melihat dan mengamati bentuk-bentuk pertumbuhan mikroba pada beberapa medium serta dapat melihat morfologi dari mikroba tersebut.

Pada pratikum ini sebelum melakukan pratikum sebaiknya semua alat laboratorium yang akan digunakan dilakukan sterilisasi terlebih dahulu, metode yang kami gunakan yaitu menggunakanautoclave.

Pada pratikum ini kami menggunakan media pertumbuhan bakteri yaitu nutrien agar (NA). Pada pratikum ini juga sebelum melakukan pratikum kami menghidupkan atau menggunakan pembakar busen atau pembakar spiritus yang bertujuan untuk membentuk ruang agar alat tidak terkontaminasi oleh bakteri.

Praktikum isolasi mikroba ini mengambil sampel tanah dan dengan metode pengenceran. Tujuan dari metode pengenceran yaitu memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel.

Pengenceran ini bertujuan untuk mempermudah dalam perhitungan jumlah koloni mikroba yang tumbuh, baik warna maupun karakteristik lainnya. Dari hasil praktikum dapat diketahui bahwa bentuk, tepian, warna dan karakteristik dari bakteri. Untuk bakteri, bentuknya ada yang bundar, rizoid, tidak beraturan dan menyebar dengan yang tepian siliat, berlekuk, bercabang, berombak, dan licin. Warna yang dapat dilihat dari koloni bakteri pada sampel ini adalah semua berwarna putih susu dan elevasi pada semua sampel ini datar da nada pula yang cembung.

Bakteri adalah salah satu contoh mikroorganisme yang penting dan memiliki bentuk yang beragam. Pada umumnya bakteri berhubungan dengan makanan. Adanya bakteri dalam bahan pangan dapat mengakibatkan pembusukan yang tidak diinginkan atau menimbulkan penyakit yang ditularkan melalui makanan atau dapat melangsungkan fermentasi yang menguntungkan.

Kontaminasi dalam praktikum isolasi bakteri dapat mungkin terjadi jika kondisi dari alat, bahan maupun praktikan tidak steril. Oleh karena itu dalam setiap prosedur kerja, baik saat pengenceran ataupun saat menyebar mikroba ke dalam medium perlu kehati-hatian agar tidak terjadi kontaminasi yang dapat merusak hasil percobaan.

 

 

 

   

 

VI. Kesimpulan Dan Saran

6.1 Kesimpulan

Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan, sehingga diperoleh kultur murni. Cara-cara pengisolasian mikroba dengan cara isolasi ke media padat dan isolasi ke media cair. Teknik-teknik isolasi ke media padat dengan cara agar miring, teknik sebar, teknik tuang, dan teknik gores.

Isolasi merupakan metode yang digunakan untuk memindahkan mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya pada medium buatan. Semakin tinggi tingkat pengenceran maka semakin sedikit jumlah mikroba yang di hasilkan. Media NA dengan sampel tanah hanyaterdapat  sedikit koloni bakteri.

 6.2 Saran

Dalam pelaksanaan praktikum, sebaiknya lebih memperhatikan dan lebih teliti lagi dalam setiap metode yang dilakukan, supaya hasilnya bisa sesuai dengan yang diharapkan. Kondisi akseptis juga harus diperhatikan, baik dari praktikan maupun alat-alat yang akan digunakan, untuk mengurangi adanya kontaminasi dari luar (udara). Cobalah dalam pratikum digunakan teknik isolasi yang lain contohnya tekik gores atau teknik taburan.

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Singleton dan Sainsbury. 2006. Dictionary of Microbiology and Molecular Biology 3rd Edition. John Wiley and Sons. Sussex, England.

Plezar. 2006. Dasar-Dasar-Mikrobiologi. Jakarta : UI Press

Plezar, michael. 1986. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Jakata :U dan D

Sandjaja B. 1994. Isolasi dan Identifikasi Mikroba. Jakarta : widiya medika

Schagel, Hans G. 1996. Mikrobiologi Umum. Jogja : gajah mada

Sutedjo, Mul Mulyani. 1996. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta : Jakarta

Hadioetomo, R. S., 1985, Mikrobiologi Dasar dalam Praktek, Jakarta : PT. Gramedia.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

UJI KARAKTERISTIK SENYAWA NITROGEN ( AMINA, AMIDA DAN NITRO)

UJI IDENTIFIKASI FENOL MENGGUNAKAN TABLET PARACETAMOL