Laporan Pratikum Pengaruh Lingkungan Terhadap Pertumbuhan Bakteri

 Laporan Pratikum

Pengaruh Lingkungan Terhadap Pertumbuhan Bakteri





DISUSUN OLEH:

 

Nama          : Erista Tanjung Rizky

NPM           : F0I020063

Kelas          : 1a

Semester     : 2

Nama Dosen : Suci Rahmawati, M.Farm,Apt

LABOLATORIUM MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

PRODI D3 FARMASI

UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


I. TUJUAN

 Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan bakteri

II. LANDASAN TEORI

   Mempelajari perilaku mikroorganisme dilingkungan tempat kita dengan cara mempelajari bagaimana respons mikroorganisme terhadap lingkungannya menjadi unsur yang penting dalam aspek mikrobiologi. Mikroba merespons kondisi lingkungan dalam aktivitasnya. Spesies yang berbeda akan tumbuh optimum pada keadaan tertentu. Dalam kondisi optimum mikroorganisme akan tumbuh dan berkembang secara maksimum. Jika terjadi perubahan keadaan lingkungannya , maka akan terjadi perubahan dalam bentuk morfologi dan fisiologi mikroba tersebut. Meskipun, mikroorganisme mempunyai kemampuan yang besar untuk beradaptasi terhadap lingkungan barunya, sehingga mikroorganisme tersebut akan bertahan hidup dalam keadaan lingkungan yang berbeda (Subandi, 2006).

Aktivitas mikroba dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungannya. Perubahan lingkungan dapat mengakibatkan perubahan sifat morfologi dan fisiologi mikroba. Beberapa kelompok mikroba sangat resisten terhadap perubahan faktor lingkunga. Mikroba tersebut dapat dengan cepat menyesuaikan diri dengan kondisi baru tersebut. Faktor lingkungan meliputi faktor-faktor abiotik (fisika dan kimia), dan faktor biotik (Sumarsih, 2003).

Faktor-faktor lingkungan yang menguasai kehidupan bakteri antara lain sebagai berikut (Irianto, 2005), (Pelczar, 2006), (Sumadi, 2007) :

1. Suhu

Suhu adalah faktor yang terpenting yang mempengaruhi pertumbuhan, multiplikasi dan kelangsungan hidup dari semua organisme hidup. Suhu yang rendah umumya memperlambat metabolisme seluler, sedangkan suhu yang lebih tinggi meningkatkan taraf kegiatan sel. Tetapi tiap organisme memiliki batas suhu terendah, batas-batas terhentinya tumbuh, dan suhu optimum untuk pertumbuhan dan reproduksi. Ketiga suhu ini dinamakan suhu kardinal (titik kardinal) yakni meliputi suhu pertumbuhan minimum, suhu pertumbuhan optimum dan suhu pertumbuhan maksimum.

 

2. Kemasaman atau kebasaan (pH)

pH optimum pertumbuhan bagi kebanyakan bakteri terletak antara 6,5 dan 7,5. Namun, beberapa spesies dapat tumbuh dalam keadaan sangat masam, atau sangat alkalin. Bagi kebanyakan spesies, nilai pH maksimum dan pH minimum ialah antara 4 dan 9. Bila bakteri dikultivasi didalam suatu medium yang mula-mula disesuaikan pHnya, misalnya 7, maka mungkin sekali pH ini akan berubah sebagai akibat adanya senyawa-senyawa asam atau basa yang dihasilkan selama pertumbuhannya.

 

3. Tekanan hidrostatik

Faktor yang juga dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba adala tekanan hidrostatik. Ini akan dialami oleh organisme yang hidup diair. Tiap kedalaman 10 m, tekanan akan meningkat satu atmosfer. Beberapa organisme dinamakan Barotolerant, kalau organisme itu dapat tumbuh, berkembang, dan reproduksi pada lingkungan dengan tekanan hidrostatik yang tinggi tersebut.

4. Bahan bentuk gas

Jenis dan konsentrasi gas dalam lingkungan sangat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme, seperti oksigen, karbondioksida yang sangat penting untuk kehidupan bakteri, nitrogen dan amonia adalah esensial untuk siklus nitrogen dan H2S mengambil peranan utama dalam siklus sulfur.

5. Faktor-faktor lain

Faktor lingkungan yang ekstrem tinggi atau ekstrem rendah akan membuat lingkungan menjadi tidak toleran terhadap organisme yang ada didalamnya. Konsentrasi oksigen berpengaruh nyata terhadap aktivitas enzim bagi organisme yang melakukan metabolisme.

Mikroba termasuk ke dalam kelompok jasad hidup yang sangat peka terhadap adanya perubahan pada lingkungannya, sehingga dengan adanya perubahan yang kecil di dalam temperatur atau cahaya misalnya akan cepat mempengaruhi kehidupan dan aktivitasnya. Tetapi mikroba juga termasuk kelompok jasad hidup yang dengan cepat dapat menyesuaikan diri dengan adanya perubahan lingkungan (Suryawiria, 1996). Pertumbuhan adalah penambahan secara teratur semua komponen sel suatu jasad. Pembelahan sel adalah hasil dari pertumbuhan sel. Pada jasad bersel tunggal (uniseluler), pembelahan atau perbanyakan sel merupakan pertambahan jumlah individu. Misalnya pembelahan sel pada bakteri akan menghasilkan pertambahan jumlah sel bakteri itu sendiri. Pada jasad bersel banyak (multiseluler), pembelahan sel tidak menghasilkan pertambahan jumlah individunya, tetapi hanya merupakan pembentukan jaringan atau bertambah besar jasadnya. Dalam membahas pertumbuhan mikrobia harus dibedakan antara pertumbuhan masing- masing individu sel dan pertumbuhan kelompok sel atau pertumbuhan populasi (Suharjono, 2006). Menurut Darkuni (2001) pertumbuhan bakteri pada umumnya akan dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Pengaruh faktor ini akan memberikan gambaran yang memperlihatkan peningkatan jumlah sel yang berbedadan pada akhirnya memberikan gambaran pula terhadap kurva pertumbuhannya. Kebanyakan mikroba dapat tumbuh pada kisaran sebesar ph 3 4 unit ph atau kisaran kali konsentrasi ion hydrogen. Kebanyakan bakteri mempunyai ph optimum sekisar ph 6 7.5, Khamir mempunyai ph 4-5 dan tumbuh pada kisaran ph dan kapang mempunyai ph optimum antara 5 dan 7 dan dapat tumbuh pada kisaran ph Dalam fermentasi, control ph penting sekali dilakukan karena ph yang optimum harus tetap dipertahankan (Ninis dan Mohammad, 2009). Selain untuk menyediakan nutrien yang sesuai dengan kultivitas, mikroba juga perlu disediakan kondisi fisik yang memungkinkan pertumbuhan optimum mikroba khususnya bakteri yang sangat bervariasi dalam persyaratan nutrisinya, tetapi juga menunjukkan respon yang berbeda-beda terhadap kondisi fisik di dalam lingkungannya. Untuk berhasilnya kultivitas berbagai variasi mikroorganisme, dibutuhkan suatu kombinasi nutrien serta lingkungan fisik yang sesuai. Selain itu suhu juga mempengaruhi laju pertumbuhan dan jumlah total pertumbuhan organisme. Keragaman suhu dapat juga mempengaruhi atau merubah proses metabolik tertentu serta morfologi sel. Suhu inkubasi yang memungkinkan pertumbuhan tersepat selama periode waktu yang singkat (12 sampai 24 jam) yang dikenal sebagai suhu pertumbuhan yang optimum. PH optimum pertumbuhan kebanyakan bakteri terletak 6,5 sampai 7,5. Namun, beberapa yang dapat tumbuh dalam keadaan yang sangat masam atau yang sangat alkalin. Kebanyakan yang mempunyai nilai PH minimum dan maksimum ialah 4 dan 9 (Pelczar, dkk., 1986)


 

III. Alat dan Bahan

3.1.  Alat

cawan petri

pembakar bunsen

koin

erlenmeyer

kasa steril

tabung reaksi

gelas beker

autoclave

timbangan

hotplate

koran

3.2. Bahan

Na(Nutrient agar)

Nb(Nutrient borth)

Aquadest


IV. PROSEDUR KERJA

 

  1. Sterilisasikan semua alat yang akan digunakan
  2. Buatlah larutan Nb dengan cara timbang Nb sebanyak 800 mg dan ukur aquadest 100 ml
  3. cairkan Na dan larutkan Nb sampai mendidih
  4. Sterilkan tempat dan tangan
  5. Tuangkan Na kedalam 5 cawan petri dan tunggu sampai mengeras masing-masing beri label
  6. Letakkan koin pada cawan berlabel logam tidak dibakar, lalu ambil logam tersebut
  7. bakar koin dan letakkan pada cawan berlabel logam dibakar, lalu ambil logam tersebut
  8. Tuangkan larutan Nb kedalam 3 tabung reaksi
  9. ambil kasa steril dan basahi dengan larutan Nb, usapkan pada tangan yang tidak dicuci letakkan kasa pada cawan yang berlabel tangan tidak dicuci
  10. semprot tangan menggunakan disenfektan
  11. basahi kasa steril dengan Nb usapkan pada tangan yang telah disemprot disenfektan
  12. letakkan pada cawan berlabel tangan disemprot disenfektan
  13. cuci tangan dengan sabun, basahi kasa steril dengan larutan Nb kemudian usapkan pada tangan yang dicuci sabun
  14. letakkan pada cawan berlabel tangan dicuci dengan sabun
  15. letakkan 5 sampel kedalam inkubator dalam keadaan cawan selama 24 jam

 

 

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

 

5.1.  Hasil   

1. sampel tangan yang tidak dicuci

2. sampel tangan yang dicuci sabun

3. sampel tangan yang didisinfektan 

 

 

4. sampel logam tidak dibakar

 

 

5. sampel logam dibakar

 

5.2. Pembahasan

  Banyak faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas kehidupan mikroba antara lain factor abiotik yang meliputi temperature, kelembaban, tekanan osmosis, pengaruh pH, pengaruh lpgam berat serta pengaruh zat kimia. Sedangkan faktor biotik meliputi bebas hama serta asosiasi.

  Untuk pertumbuhan jasad hidup dalam mikroba, banyak faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh. Maka adanya faktor lingkuan tersebut akan memberi jumlah peningkatan sel atau populasi keseluruhan yang berbeda akhirnya mempengaruhi gambaran kurva pertubuhan yang berlainan pula.

  Bakteri sebenarnya makhluk yang suka akan basah, bahkan bisa hidup dalam air. Hanya di dalam air yang tertutup mereka tak dapat hidup subur. Hal ini disebabkan kerena kurangnya udara bagi mereka. Tanah yang cukup basah lebih baik untuk kehidupan bakteri. Kandungan air dalam likungan mikroorganisme juga mempengaruhi pertumbuhan itu sendiri.

Dalam praktikum yang dilakukan adalah pengaruh suhu, pengaruh pH, pengaruh cahaya, pengaruh kimia dan pengaruh logam.

  Pada pengaruh suhu, biakan, dipipet 1 ml lalu dimasukkan dalam 3 buah tabung reaksi yang berbeda, Kemudian ditambahkan medium GNB, dimana pada tabung I pada suhu 5°C, tabung II pada suhu 25°C, dan tabung III pada suhu 37°C.

 


VI. Kesimpulan dan saran

 

6.1.  kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada praktikum ini maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh suhu/temperatur, tekanan osmotik dan radiasi UV merupakan faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba dan dampak yang ditimbulkan nyata terhadap mikroba.

6.2 saran

1. Untuk asisten pendamping sebaiknya mengajari dan memberitahu jika praktikan tidak bisa menggunakan alat-alat praktikum dengan baik, bukannya memarahi praktikan karena praktikan dalam proses belajar dari tidak tau ingin menjadi tau 

2. Untuk sistem praktikum sebaiknya tidak terlalu banyak minus jika ada kesalahan dalam pembuatan laporan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Anonim. 2016. Tuntunan Praktikum Mikrobiolog Farmasi. Universitas Muslim Indonesia : Makassar

Dirjen, POM. 1979. Farmakope Indonesia. Depkes RI : Jakarta

Garrity,G.M., Bell,J.A. and Lilburn,T.G., 2004. Bergey’s Manual of Systematic Bacteriology (2nd Edition). Baltimore : Williams & Wilkins

Irianto, koes. 2005. Menguak dunia mikroorganisme. CV. Yrama Widya: Bandung

Pelczar, Michel J., 2006. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI Press : Jakarta

Subandi. 2006. Mikrobiologi : perkembangan, kajian, dan Pengamatan dalam Persfektif Islam. PT remaja rosdiakarya : Bandung

Sumadi. 2007. Biologi Sel. Graha Ilmu : Jakarta

 

Sumarsih, sri. 2003. Mikrobiologi dasar. Universitas Veteran Yogyakarta : Yogyakarta

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Praktikum Isolasi Bakteri dari Sampel Tanah

UJI KARAKTERISTIK SENYAWA NITROGEN ( AMINA, AMIDA DAN NITRO)

UJI IDENTIFIKASI FENOL MENGGUNAKAN TABLET PARACETAMOL